Sejarah Sinematografi
Sejarah Sinematografi : Sejarah sinematografi sangat panjang, namun di
sini tidak akan dibahas tentang “perjalanan” sinematografi dari awal.
Kemajuan teknologi akan terus berkembang, demikian juga dengan teknologi
sinematografi, sehingga kini dikenal dengan sinematografi digital.
Kemajuan ini tentu saja akan lebih memudahkan para sineas dalam
berkarya. Sebelum lebih lanjut membahas sinematografi, baiknya kita
fahami dulu makna dari sinematografi itu sendiri.Sinematografi adalah
kata serapan dari bahasa Inggris cinematograhy yang berasal dari bahasa
latin kinema ‘gambar‘. Sinematografi sebagai ilmu serapan merupakan
bidang ilmu yang membahas tentang teknik menangkap gambar dan menggabung
gabungkan gambar tersebut hingga menjadi rangkaian gambar yang dapat
menyampaikan ide.
Sinematografi memiliki objek yang sama dengan fotografi yakni menangkap
pantulan cahaya yang mengenai benda. Karena objeknya sama maka
peralatannya pun mirip. Perbedaannya fotografi menangkap gambar tunggal,
sedangkan sinematografi menangkap rangkaian gambar.
Penyampaian ide
pada fotografi memanfaatkan gambar tunggal, sedangkan pada sinematografi
memanfaatkan rangkaian gambar.Jadi sinematografi adalah gabungan antara
fotografi dengan teknik rangkaian gambar atau dalam senematografi
disebut montase atau montage.
D.O.P
D.O.P atau Director of Photography adalah seorang seniman yang melukis
dengan cahaya. Dia harus familiar dengan komposisi dan semua aspek
teknik pengendalian kamera dan biasanya dipanggil untuk menyelesaikan
permasalahan teknis yang muncul selama perekaman film. D.O.P sangat
jarang mengoperasikan kamera. Kerja D.O.P sangat dekat dengan sutradara
untuk mengarahkan teknik pencahayaan dan jangkauan kamera untuk setiap
pengambilan gambar. “Itu adalah salah satu alasan utama kita untuk
berusaha mendapatkan uang untuk menjadi entertain. Karena jika bukan
untuk bakat dan pengetahuan sinematografer tidak ada jalan untuk membuat
dunia kata-kata penulis kedalam gambar yang bisa dilihat oleh semua
orang” demikian kata Sinematografer Michael Benson.
Banyak orang berpikir bahwa sutradara mengatur seorang aktor apa yang
harus dia lakukan dan D.O.P mengambil gambar. Ini benar, tetapi ada
banyak lagi proses selain hal tersebut. Perubahan dari script ke dalam
layar lebar adalah melalui lensa seorang D.O.P. Pembuatan film adalah
bekerja bersama dengan apa yang ada disana, dan memfilter apa yang ada
disini melalui suatu alat yang disebut kamera. Sampai frame pertama
digunakan, ini hanyalah sebuah kontrak, ide, konsep, script dan harapan.
Sinematografi tidaklah hanya melihat melalui kamera dan mengambil
gambar. Namun tentu saja memerlukan mata yang tajam dan imaginasi yang
kreatif. Ini juga memerlukan pengetahuan tentang kimia dan fisika,
persepsi sensor yang tepat dan tetap fokus kepada detail. Hampir dari
semua itu memerlukan kemampuan untuk memimpin dan juga mendengar, untuk
menjadi bagian dari tim kreatif dan proses, dapat dengan memberikan
saran yang membangun dan kritis. Sinematografer memerlukan waktu yang
panjang dalam pekerjaannya dan memerlukan pengamat, waktu yang pendek
untuk masuk ke dunia yang baru
Bekerja dengan Sutradara
Tanggung jawab utama dari D.O.P adalah untuk menciptakan jiwa dan
perasaan dalam gambar dengan pencahayaan mereka. Tergantung kepada gaya
sutradara, anda dapat memutuskan untuk memilih penampilan film anda
sendiri, atau, biasanya setelah meeting dengan sutradara dan biasanya
dilakukan bagian artistik yang anda pilih untuk mengatur teknik
pencahayaan yang sesuai. Atau sutradara memiliki ide sendiri seperti apa
bentuk film ini dan ini akan menjadi tugas D.O.P untuk memenuhi
keinginan ini. Semua jalan kerja yang berbeda-beda ini hanyalah panduan
yang menyenangkan dalam usaha untuk memenuhi harapan sutradara dan
memberikan apa yang dia inginkan dan semoga memberikan kebanggaan dan
kesetiaan seorang sutradara.
Sutradara dan sinematografer seharusnya secara konstan berdiskusi
tentangangle kamera, warna, pencahayaan, blocking dan pergerakan kamera.
Sutradara tahu apa yang dia inginkan. Bagaimana dia mengerjakan ini
biasanya tergantung kepada sinematografer. Sinematografer menawarkan ide
dan menerima penolakan. Sutradara adalah kapten dari kapal. Seberapa
banyak atau sebatas mana kolaborasi yang dia inginkan adalah
keputusannya
Sinematografer Darius Khondji mengatakan ”Saya melihat pekerjaan saya
adalah untuk membantu director dalam memvisualisasikan film. Ini akan
menjadi proses yang terus-menerus, ada banyak hubungan dengan
sutradarara tidak hanya sebatas profesional, sering kali menjadi teman
dekat dalam kolaborasi kami.“
“Sebagai seorang manager, saya mempelajari banyak hal tentang bagaimana
mengatur orang. Saya belajar bagaimana merencanakan dan apa peran
penting sebuah tim. Saya belajar cara menangani lokasi, bekerja sebagai
AD, mengendarai mobil, dan sebagian pertunjukan, bahkan sebagai pemegang
kunci. Semua posisi adalah pelajaran yang tidak ternilai,” kata Neil
Roach.
Salah satu pelajaran terpenting yang telah dipelajari Neil Roach
sepanjang karirnya tentang pembuatan film adalah mengenai kolaborasi.
“Saat anda bekerja dengan sutradara yang tepat, anda dapat menghasilkan
kerja yang menakjubkan” Dia berkata, “Tidak menjadi masalah dengan
sutradara, yang harus anda lakukan adalah anda bekerja yang terbaik.
Karena tugas alami seorang kameramen adalah selalu berkata ‘tidak’.
Tidak, anda menginginkan terlalu banyak cahaya. Atau ‘tidak’ anda tidak
dapat melakukan ini dan itu. Dalam hati, saya selalu menggambarkan ini
untuk menyenangkan diri saya sendiri, dan memperoleh apa yang saya
inginkan pada waktu yang sama, memberikan pegawai apapun yang mereka
inginkan.”
Sebagai seorang kepala departemen senior, D.O.P diharapkan dapat menjadi
contoh keseluruhan unit. Sering kali hanya individu dari sinematografer
yang bekerja sebatas kualitas fotografi saja. Ketepatan waktu, perilaku
kru, pakaian, kesopanan semua menjadi satu, setidaknya bagian dari
D.O.P sehingga mereka menetapkan standar profesional untuk setiap kru.
D.O.P bertangung jawab untuk semua hal yang berkaitan dengan
fotografipencahayaan film , exposure, komposisi, kebersihan, dll, yang
semua itu adalah tanggung jawab mereka
“Operator kamera memainkan peran yang terpenting dalam membuat film
dengan sutradara. Seorang operator pemula akan tidak percaya diri dengan
sutradara. Ada segitiga sutradara, kamera (dan operator) , serta aktor”
Michael Benson menjelaskan “Saat segitiga tersebut rusak, jalur
komunikasi juga akan rusak. Ini dapat menjadi berbagai bentuk, tetapi
segitiga tersebut adalah hal terpenting dari film dan pencerita dapat
berafiliasi dengan ini. Operator adalah orang yang tahu jika suatu
pengambilan sudah fokus. Saat ini ada suatu kesalahan bahwa teknologi
dapat membetulkannya. Tetapi jika pengambilan tidak fokus, tidak ada
teknologi yang dapat merubah supaya fokus”
Grip
Grip bertanggung jawab pada dolly track dan semua gerakan yang
dilakukannya. Dia juga bertanggung jawab untuk memindahkan tripod
untuksetup selanjutnya: focus puller biasanya bersama dengan kamera.
Salah satu hal terpenting adalah kamera tidak boleh dipindahkan saat dia
masih berada di tripod. Grip juga bertanggung jawab terhadap gedung,
atau mengatur gedung, mengawasi gedung, setiap konstruksi yang
diperlukan untuk mendukung jalur atau pergerakan kereta supaya bisa
berjalan. Tingkat dan kerataan kerja dorongan track adalah kunci sukses
pengambilan gambar. Perawatan jalur dolly dan peralatannya adalah tugas
grip. Mereka akan sering membangun atau membuat beberapa hal kecil untuk
memperbaiki kamera di hampir setiap objek
Gaffer
Gaffer adalah seorang kepada elektrik dan akan bekerja langsung dengan
D.O.P. Beberapa D.O.P akan menentukan bentuknya dan pintu gudang danyang
tidak dia inginkan- ini tergantung kepada bagaimana mereka ingin
bekerja bersama, Sering D.O.P akan dekat dengan gaffer daripada anggota
kru lain. Mereka sangat vital untuk kesuksesannya
Sejak pertama kali sinematografer Ward Russell “naik“ menjadi Director
Photography, dia memberikan nasihat kepada gaffernya “Saya selalu
memberitahukan kamu bahwa kamu dapat belajar dari bayangan daripada
dengan melihat cahaya Anda dapat mengatakan arah, kelembutan,
intensitas, dan perbandingan kepada bayangan. Bayangan memberikan kamu
kontras dan kontras yang memberikan kamu bentuk dan drama. Exposure saya
selalu sesuai, tidak lebih, seberapa detail saya ingin melihat dalam
bayangan sama dengan seberapa terang saya ingin dari cahaya. Untuk saya,
sekali anda memiliki titik yang tepat untuk cahaya, proses kreatifnya
adalah seberapa banyak cahaya yang dapat anda ambil“
Kamera Film
Manusia telah dibohongi oleh film selama berabad-abad. Salah satu
alasannya adalah oleh satu peralatan kecil sederhana (yang juga
merupakan peralatan dasar sinematografer), kamera film, untuk merekam
langsung dari imaginasi kita. Hal pokok dari kamera film adalah beberapa
kotak, salah satunya dengan lensa di depan dan mekanisme yang dapat
ditarik sesuai dengan lama film setidaknya enam belas kali setiap detik
Hal lainnya memiliki panjang yang sesuai untuk mekanisme film, dengan
ruang yang tersisa untuk mengambil gambar setelah exposure. Saat
gambar-gambar dari alat ini diproyeksikan oleh mekanisme yang sesuai,
mereka memberikan representasi dari scene asli dengan semua
pergerakannya yang ada didalamnya untuk ditampilkan dengan benar.
Bagian mesin yang sangat tepat ini memiliki sejumlah fungsi, yang
masing-masing memerlukan pemahaman dan perawatan, dari kamera untuk
tetap menghasilkan yang terbaik dan konsisten. Seorang kameramen pemula
harus mencoba untuk familiar dengan itu semua dan nyaman dengan
pengoperasian kamera, sehingga dia dapat berkonsentrasi untuk aspek
kreatif dari cinematography. Pergerakan mekanisme film adalah berbeda
dengan kamera saat hanya sebagai sebuah kamera. Ilusi dari pergerakan
gambar diciptakan oleh pergantian fotografi yang cepat
Menghasilkan gambar yang bergerak cepat dengan panjang tertentu dari
gambar yang ada adalah yang menjadi perhatian dari pandangan manusia.
Jika gambar dipancarkan ke retina, mata manusia akan melihat gambar,
singkatnya, secara keseluruhan dan seterusnya, untuk periode yang
singkat, gambar akan tetap berada di dalam manusia saat menjadi redup
atau menghilang.
Jika gambar kedua ditembakkan ke retina manusia akan dapat melihat dua
gambar yang berkelanjutan tanpa ada sorotan yang pertama.. Proses
flashing gambar yang berkelanjutan ini akan membuat otak menganggap
tidak ada jarak antara dua gambar tersebut dan pergerakannya lembut.
Laju flashing gambar ke mata adalah sepuluh flash setiap detiknya, dalam
laju ini efek kedip akan tidak terasa. Hanya di sekitar enam belas atau
delapan belas gambar baru per detik yang menyebabkan pergerakan
dianggap sebagai suatu pergerakan yang dapat diterima dan efek kedip
dapat dikurangi sampai ke titik yang dapat diabaikan.
Seiring pergantian abad, laju frame menjadi 18 frame per detik (fps)
menjadi sesuatu yang umum. Saat ini baik kamera dan proyektor masih
dengan tuas tangan dan memiliki kecepatan 2 putaran per detik yang akan
menghasilkan laju frame, yang sangat nyaman.
Editing Video
Pada dasarnya, editing film dengan video tidak ada bedanya. Hal yang
membedakannya, yakni pada aspek teknologinya. Karena dalam
perkembangannya muncul teknologi digital, untuk lebih jelasnya dibedakan
antara analog dan digital.
Linear dan Nonlinear Editing
Jika kita cermati, sebetulnya editingfilm yang kita saksikan pada
umumnya menggunakan nonlinear editing karena di dalamnya memungkinkan
terjadinya penambahan atau pengurangan di sembarang tempat terhadap shot
dan scene-scene yang ada. Secara umum untuk membedakan antara linear
editing (analog dan digital) dan nonlinear editing terlihat pada aspek
teknologinya. Ramang Syah menjelaskan, pada proses pengalihan editing
video tape yang sangat mendasar adalah proses pengalihan/dubbing dari
sumber material (original tape) ke edit master (master tape). Untuk
melakukan editing, hal-hal yang perlu dipikirkan dan dilakukan secara
bertahap, yakni:
1) memilih gambar dan suara dari sumber materi dan tentukan
bagian-bagian mana yang ditransfer ke master tape,
2) kemudian temukan bagian-bagian itu harus ditempatkan pada master
tape,
3) untuk mendapatkan sequence yang tepat sesuai dengan naskah,
bagian-bagian tadi harus ditempatkan pada ruang kolom yang sesuai,
4) sesudah itu informasi tadi dialih/dub dari sumbernya ke master tape,
scene by scene. Sampai saat ini, belum ada keseragaman dalam proses
rekaman gambar sehingga setiap produser mendesain dan membuat videotape
recorder (VTR) menurut versinya masing-masing. Hal ini dapat kita jumpai
pada format-format VTR yang banyak dipasarkan antara lain Format B, C,
Umatic, Betacam, dan lain-lain. Saat ini yang dianggap paling tinggi
kualitas gambar dan suaranya adalah digital VTR yang dirintis oleh
Matsushita Panasonic dengan type AD 350 (kamera dan VTR digital pertama
kali digunakan di Olimpiade Barcelona 1992).
VTR merupakan suatu mesin yang terdiri atas sistem elektronik dan
mekanik yang digunakan saat rekaman, editing, dan penyiaran. Alat ini
berfungsi merekam signal video dan audio kemudian memutar kembali kedua
signal tersebut (play back) secara bersamaan (syncron). Selain kedua
signal tadi, juga turut terekam signal pengontrol (CTL = control track
line) dan signal identifikasi/addres (TC + time code) (Syah, 2000 :
1-2).
Linear Editing
Pada sistem linear editing, prosesnya dilakukan dengan cara langsung dan
apabila terdapat kekurangan dan kesalahan, akan dilakukan pengulangan.
Pada akhirnya, editing sistem ini menuntut peralatan yang besar dan
bermutu untuk menjaga kualitas hasil yang sedang dikerjakan. Pada
umumnya, peralatan semacam ini hanya dimiliki oleh kalangan tv penyiaran
(broadcasting house) dan production house (PH) skala besar. Jika
hasilnya belum sempurna, akan dilakukan pengulangan editing yang memakan
cukup banyak biaya. Untuk kalangan pembuat film indie, sistem ini
jarang dipakai.
Dalam sistem ini, seorang editor harus teliti dan cermat dalam mengedit.
Jika terjadi kesalahan sedikit saja, pekerjaan yang hampir selesai bisa
jadi harus diulang dari awal. Lantas apa yang membedakan antara analog
dan digital?
Pengertian umum analog dari teknologi media audio visual adalah cara
merekam yang dilakukan, baik ketika shooting video maupun saat
mentransfer dari pita satu ke pita yang lain dengan perangkat kerjanya,
merupakan proses perekaman gelombang cahaya secara berkesinambungan
(kontinyu) menjadi satu bentuk kurva garis melengkung, seperti garis
grafik yang lengkungannya bergantung pada tinggi rendahnya cahaya itu
sendiri.
Adapun pengertian digital merupakan proses perekaman gelombang cahaya
dengan pola terputus-putus on-off lalu on-off begitu seterusnya, sesuai
dengan karakternya dari teknologi komputer, yang pada akhirnya menjadi
satu bentuk kurva garis kotak-kotak yang juga membentuk grafik yang
terdiri atas banyak kotak kecil (Sahid, 2000:1).
Nonlinear Editing
Sistem inilah yang kini banyak diminati kalangan indie karena di samping
mudah juga murah dan bisa dilakukan di setiap PC. Edit sistem ini
sering disebut juga dengan istilah digital video editing. Sistem ini
juga bisa disebut dengan Random Access dari video dan audio ke dalam
suatu media rekam berupa disk (disk storage) atau hard disk.
Penyimpanan data di hard disk sangat memudahkan pengolahan. Selama data
masih tersimpan di dalamnya, seorang editor bisa berulang-ulang mengedit
bagian yang kurang sempurna tanpa harus mengulang dari awal lagi.
Selain itu jika hasilnya sudah final, bisa dikopi berulang-ulang dengan
kualitas yang tetap. Jika menggunakan teknologi analog, hasil berupa
kaset tidak akan tahan sampai lima generasi pengkopian.
Langkah-langkah non linear editing adalah sebagai berikut:
1. Logging Artinya pada sistem nonlinear editing yang dicatat adalah
time code in (angka perhitungan jalannya pita kaset) dan time code out
dari sebuah shot secara utuh, dari klip awal hingga sutradara memutuskan
cut pada sebuah shot. Pada umumnya, mesin nonlinear editing jenis apa
pun memiliki keterbatasan dari hard disk yang sangat berhubungan erat
dengan banyaknya gambar yang bisa disimpan dalam memorinya. Dengan
keterbatasan ini, seorang editor harus betul-betul memilih shot yang
baik. Selection of action sudah dilakukan pada tahap logging ini.
Apabila ada kesempatan, alangkah baiknya editor melihat lebih dahulu
materi shot yang akan di logging. Pada tahap ini dilakukan
pengadministrasian yang efektif sebab ada hal-hal prinsip yang harus
dilakukan dalam menuliskan deskripsi dari shot-shot itu. Pertama editor
harus menulis terlebih dahulu nomor scene pada awal kalimat, kemudian
disusul masing-masing dengan nomor shot, dan nomor take, baru disusul
dengan nama tokoh (karakter) yang akan muncul pada gambar itu, setelah
itu keterangan peristiwa apa yang dialami atau terjadi dengan tokoh itu.
2. Digitizing Yaitu proses memasukkan gambar dan suara yang sudah di-
logging ke hard disk komputer. Sebelum pekerjaan ini dilakukan, editor
harus memutuskan dahulu akan menggunakan audio video resolution (AVR)
berapa, yaitu tingkat kualitas gambar seperti apa yang dibutuhkan dalam
pekerjaan awal ini.
3. Editing Film Pada tahap ini, editor biasanya melakukan off line edit
dahulu untuk mendapatkan gambaran keseluruhan dari program yang diedit.
Namun dalam kegiatan nonlinear editing jika mesin yang digunakan
kualitasnya baik seperti Avid, on line d a n off line dapat dilakukan
sekaligus.
4. Redigitize Proses ini dilakukan dengan cara menggunakan edit decition
list (EDL). Jika anda menggunakan mesin untuk off line berbeda dengan
menggunakan mesin pada saat on line, kita harus menggunakan EDL dari
time line yang sudah ada ketika membuat off line editing. Hal ini
penting agar tidak terjadi perbedaan AVR di dalam satu time line, yang
menyebabkan komputer tidak bisa berfungsi sebagaimana mestinya (Sahid,
2000: 5).
Pedoman Pemotongan (Cuting)
Pemotongan adalah lang,kah lanjutan setelah proses capturing dilakukan.
Pemotongan dilakukan terhadap gambar redundan yang berupa
1) bidikan-bidikan yang terlampau pendek yang disebabkan suatu kesulitan
atau hal-hal lain pada saat pengambilan gambar. Umpamanya ketika juru
kamera mengadakan pengambilan gambar lantas pandangannya terhalang oleh
orang ramai,
2) hasil pengambilan panning yang kurang stabil serta pencahayaan yang
terlampau terang atau terlalu gelap,
3) bidikan yang terlampau panjang harus dibuang sebagian karena ini
dapat membuat penonton jemu,
4) gambar-gambar yang kurang tajam (out of focus) jika hal ini tidak
disengaja,
5) hal-hal yang dirasakan mengganggu kelancaran isi cerita
Metode dan Teknik Editing Film
Metode Editing Film
Secara umum, proses editing film dibedakan menjadi dua metode, yakni
Continuity Cutting dan Dynamic Cutting.
1 Continuity Cutting
Metode ini merupakan metode editing film yang berisi penyambungan dari
dua buah adegan yang mempunyai kesinambungan.
2 Dynamic Cutting
Metode editing film yang berisi penyambungan dari dua buah adegan yang
tidak mempunyai kesinambungan.
Teknik Editing Film
Teknik editing film dikategorikan menjadi empat jenis, yakni pararel
editing, cross cutting, contras editing, dan montase trope.
1 Pararel Editing
Yakni kalau ada dua adegan yang mempunyai persamaan waktu, harus
dirangkaikan silih berganti.
2 Cross Cutting
Yakni beberapa adegan yang disilang atau penyilangan dua adegan dalam
waktu tidak bersamaan.
3 Contras Editing
Yakni susunan gambar yang memperlihatkan kontradiksi dua adegan atau
lebih.
4 Montase Trope
Yakni sistem editing yang mempergunakan simbol atau lambang-lambang yang
menimbulkan pemikiran pada penonton.
Saat ini kita asumsikan kalau kita telah memiliki sebuah judul cerita,
misalnya “Pernikahan Wishnu dan Ema”, “Profil Perusahaan Jamu Cap Kapak
Maut”, atau “Petualangan Besar MatMitMut : Tentang Neraka Jahanam”, atau
kita membuat sebuah video pendek untuk konsumsi Web, kepentingan
industri atau presentasi pelatihan, iklan televisi, feature film, atau
hanya sebuah proyek pribadi, maka semua proses yang dilakukan diatas
sebenarnya memiliki kesamaan. Gambar dibawah ini menggambarkan
tahapan-tahapan dalam proses produksi digital video secara umum, dengan
adanya gambaran tersebut maka akan menjadi jelas letak dan fungsi
pekerjaanvideo editing dalam proses produksi digital video. Apabila kita
melihat bagan alir proses produksi digital video tersebut, maka suatu
waktu terlihat bahwa ada tahapan yang overlap, proses produksi digital
video sebenarnya tidak harus sama seperti bagan alir tersebut, tetapi
kita dapat mengadaptasikan rangkaian kerja tersebut sesuai dengan
kebiasaan, ataupun gaya kerja kita, karena setiap orang pasti memiliki
gaya kerja yang berbeda-beda.
Preproduction/Praproduksi
Preproduction atau Pra Produksi merupakan tahapan perencanaan. Secara
umum merupakan tahapan persiapan sebelum memulai proses
produksi(shooting film atau video). Dengan lahirnya teknologi digital
video dan metode nonlinear editing maka proses produksi video menjadi
lebih mudah. Ketika kita akan memulai sebuah proyek, terkadang kita
telah memiliki stock-shoot/footage video yang kita butuhkan, untuk itu
kita harus melakukan peninjauan ulang segala kebutuhan sesuai dengan
cerita yang akan kita buat. Artinya, kita harus mempersiapkan footage
video yang telah ada,fotografi, diagram dan grafik, gambar ilustrasi,
atau animasinya. Tetapi banyak pula para videographer yang memulai dari
awal atau dari nol. Pada intinya tujuan pra produksi adalah
mempersiapkan segala sesuatunya agar proses produksi dapat berjalan
sesuai konsep dan menghasilkan suatu karya digital video sesuai dengan
harapan.
• Outline
Untuk mempermudah membuat proyek video, maka kita harus membuat sebuah
rencana kasar sebagai dasar pelaksanaan. Outline dijabarkan dengan
membuat point-point pekerjaan yang berfungsi membantu kita
mengidentifikasi material apa saja yang harus dibuat, didapatkan, atau
disusun supaya pekerjaan kita dapat berjalan. Outline dapat disusun
dengan rekan kerja atau dengan klien kita, supaya kita dapat
menghasilkan sebuah visi dan persepsi yang sama tentang langkah
pelaksanaan proyek yang akan dibuat.
• Script/Skenario
Dengan menggunakan outline saja sebenarnya sudah cukup untuk memulai
tahapan pelaksanaan produksi, tetapi dalam berbagai model proyek video,
seperti iklan televisi, company profile, sinetron, drama televisi, film
cerita dan film animasi tetap membutuhkan skenario formal yang berisi
dialog, narasi, catatan tentang setting lokasi, action, lighting, sudut
dan pergerakan kamera, sound atmosfir, dan lain sebagainya.
• Storyboard
Apabila kurang cukup dengan outline dan scenario, maka kita dapat pula
menyertakanstoryboard dalam rangkaian perencanaan proses produksi kita.
Storyboard merupakancoretan gambar/sketsa seperti gambar komik yang
menggambarkan kejadian dalam film. Di dalam gambar tersebut juga berisi
catatan mengenai adegan, sound, sudut dan pergerakan kamera, dan lain
sebagainya. Penggunaan storyboard jelas akan mempermudah pelaksanaan
dalam proses produksi nantinya
• Rencana Anggaran Biaya
Ketika kita sedang mengerjakan proyek professional ataupun pribadi, maka
sangat dianjurkan untuk merencanakan anggaran biaya produksi. Dalam
proyek professional, rencana anggaran biaya berguna untuk mengamankan
keuangan perusahaan. Tanpa anggaran biaya yang terencana, dan hanya
mengandalkan spekulasi, maka prosentase kerugian akan menjadi besar.
Rencana anggaran biaya meliputi gaji untuk kita, rekan kerja, actor dan
talent lainnya (effect specialist, graphics designer, musisi, narrator,
dan animal trainers), begitu pula dengan pembelian kaset DV, biaya sewa
lokasi, kostum, properties, sewa peralatan, catering dan yang lainnya.
Production/Produksi
“Quiet on the set! Action! and Roll ’em!”, kata-kata tersebut seringkali
terdengar saat shooting berlangsung, pada intinya merekam kejadian
langsung, adegan animasi dan suara pada film, videotape atau DV untuk
menghasilkan footage/clip disebut dengan “production” atau
prosesproduksi. Selama proses produksi berlangsung, perhatian kita akan
tertuju pada lighting/pencahayaan, blocking (dimana dan bagaimana aktor
atau subyek kita bergerak), dan shooting (bagaimana pergerakan kamera
dan dari sudut mana scene kita dilihat). Ada banyak referensi yang bagus
untuk mempelajari lebih dalam mengenai proses produksi. Pembuatan
animasi/motion graphics dapat pula dikategorikan dalam proses produksi,
karena bertujuan menghasilkan footage yang nantinya akan disusun dan
diedit dalam proses pasca produksi.
Post Production/Paska Produksi
Setelah proses produksi maka akan dihasilkan footage atau koleksi
klipvideo. Untuk membangun dan menyampaikan cerita, maka harus mengedit
dan menyusun klip-klip tersebut dan tentu saja menambahkan visual
effects, gambar, title dan soundtrack. Proses diatas disebut dengan
postproduction atau pasca produksi. Berikut ini merupakan aplikasi dari
Adobe yang khusus dirancang untuk proses pasca produksi :
• Adobe Premiere Pro, aplikasi editing yang real‐time untuk para
professional dalam bidang digital video production.
• Adobe After Effect, sebuah aplikasi khusus untuk Motion Graphics dan
Visual Effect.
• Adobe Audition, aplikasi professional untuk pengolahan audio digital.
• Adobe Encore DVD, aplikasi professional untuk DVD authoring.
Selain aplikasi-aplikasi diatas, dikenal pula dua aplikasi grafis
professional yang juga memainkan peranan penting dalam menghasilkan
elemen grafis berkualitas tinggi, aplikasi tersebut adalah Adobe
Photoshop dan Adobe Illustrator
Istilah Istilah Dalam Akting Film
Ada beberapa istilah yang berkaitan dengan seni peran filmis ( akting
filmis) antara lain adalah sebagai berikut:
· Pelaku adalah orang yang melakukan atau menjalankan perbuatan,
perilaku, tidak tanduk peran lengkap dengan segala perwatakannya. Pelaku
pada dasarnya mengandung kesamaan arti dengan Pemain.
· Pemain adalah orang yang memainkan atau melakukan acting baik untuk
seni film atau seni teater.
· Peran adalah sosok atau tokoh imajiner dalam lakon atau cerita.
· Pemeran adalah orang yang memainkan atau menjalan kan kehidupan sosok
tokoh dalam cerita film atau teater.
· Pemeranan adalah perilaku dan perbuatan mengaktingkan tokoh cerita
film.
· Hayat artinya hidup atau rasa sadar.
· Penghayatan artinya upaya menghidupkan keadaan dan suasana dengan
merasakan sedalam dalamnya.
Pegertian penghayatan
Penghayatan peran filmis adalah upaya menghidupkan peran (karakter)
filmis dengan jalan mengekspresikan perilaku, perbuatan akting sepenuh
hati (sungguh sungguh) selaras dengan tuntutan adegan yang tersurat pada
skenario sehingga mampu menimbulkan kesan pada penonton bahwa pemeranan
tersebut benar benar nyata adanya.
Tujuan penghayatan
Tujuan upaya penghayatan peran adalah agar pemain sebagai pelaku akting
memiliki rasa percaya diri dan rasa sanggup serta siap menjalankan
permainan akting pemeranan dalam kegiatan shooting pembuatan film.
sumber: http://globallavebookx.blogspot.co.id/2013/11/sejarah-sinematografi.html
How to Make Money at Top Casinos Using Free Bets
BalasHapusIn our guide to earning a free bet, we will show you how to make หารายได้เสริม money at these top casinos. Learn how to make 1xbet korean money online. 온카지노